Membaca Basmalah, Berikut Keistimewaannya

Rafiq Albanajib
0

 


Membaca basmalah adalah di antara hal yang sangat disarankan. Bahwa dalam kehidupan kita terkadang lupa jika terdapat tuntunan dari Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yang bernilai tinggi. Hanya saja  lantaran nampak sepele, sehingga meninggalkannya. 

 

Bahkan dalam keseharian yang terlihat remeh temeh juga demikian. Contoh, seseorang berniat menanam padi (nandur pari) semata-mata karena Allah Ta’ala, maka hal itu bernilai ibadah. Berbeda dampaknya jika tidak diniatkan karena-Nya. 

Selain itu, ibadah yang nampak sepele, namun mempunyai keistimewaan di dalamnya yaitu  membaca basmalah (bismillahirrahmanirrahim). Hal ini berdasarkan perintah Allah dalam Al-Qur’an surat al-Muzammil ayat 08:

 
و اذكر اسم ربك و تبتل اليه تبتيلا

 

Artinya: Dan sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati.

 

Dalam kitab Tafsir Jalalain dijelaskan bahwa maksud dari menyebut nama Tuhanmu adalah hendaknya mengatakan bismillahirrahmanirrahim ketika memulai membaca (Al-Qur’an). (lihat Jalaluddin al-Mahalli dan Al-Suyuthi, Tafsir Jalalain, Bairut, DKI, 2019, juz 2, hlm 352).

 

Tafsir al-Baghawi menjelaskan bahwa: Menyebut nama Tuhan dengan meng-Esa-kan (bi al-tauhid) dan mengagungkan (bi al-ta’dzim) Allah. (lihat Abi Muhammad al-Husain bin Mas’ud al-Baghawi, Tafsir al-Baghawi, Bairut: Dar Ibn Jazm, 2002, halaman: 1357).

 

Sheikh Wahbah Zuhaili dalam kitabnya menjelaskan terkait makna  ayat tersebut sedikit lebih luas, bahwa:


دم على ذكره تعالى ليلا و نهارا، و ذكر الله يتناول كل ما يذكر به من تسبيح و تهليل و تحميد و صلاة و قراءة القرآن و دراسة العلم.

 

Artinya: Istimahlah menyebut nama Allah pada malam dan siang hari, dan menyebut ‘Allah’ yang berkaitan dengan segala sesuatu, entah dengan bertasbih, bertahlil, bertahmid, shalat, membaca Al-Qur’an dan belajar ilmu. 

 

Merujuk pada pendapat itu, maka seseorang diperintahkan untuk menyebut asma Tuhan dalam keadaan apa pun, tidak hanya ketika membaca Al-Qur’an. (lihat Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Munir fi al-Aqidah al-Syari’ah wa al-Manhaj, Damaskus, Dar al-Fikr, 2009, juz 15,  halaman: 206)

 

Di antara keistimewaan lainnya adalah mengandung berkah yang besar dan kenikmatan yang banyak. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan untuk membuka dengan bacaan basmalah ketika hendak memulai sesuatu hal yang di dalamnya mengandung unsur kebaikan. (lihat Syeikh Abu Bakar Syatha, Kifayah al-Atqiya’ wa Minhaj al-Ashfiya’, Bairut, DKI, 2015, halaman: 22)

 

Dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah Sallallu ‘Alaihi Wasallam bersabda:


و قد قال صل الله عليه و سلم كل امر ذي بال لا يبدأ فيه بسمالله الرحمن الرحيم فهو أبتر.

 

Artinya: Setiap perkara yang mengandung kebaikan yang tidak dimulai di dalamnya dengan kalimat bismillahirrahmanirrahim, maka kebaikannya terputus. 

 

Maka disunahkan untuk membaca basmalah di setiap hal yang mengandung kebaikan. Hukum sunah ini adakalanya berubah, misalnya, membaca basmalah menjadi haram apabila seseorang hendak meminum khamr, karena dzat khamr haram. Atau makruh hukumnya, apabila membaca basmalah ketika hendak melihat kemaluan istri. Juga ketika wudhu dengan air ghasab, maka hukumnya menjadi makruh. Yang terakhir, hukumnya menjadi wajib ketika dalam keadaan shalat, sebab bismillah termasuk dari surat Al-Fatihah yang wajib dibaca bagi mereka yang shalat. Jadi, titik tekannya ada pada kata ‘suatu hal yang baik’ menurut agama. Karena itu disunahkan membaca basmalah. (lihat Syeikh Ibrahim al-Bajury, Hasyiyah al-Bajury, t.t, Haramain, t.th, juz 1, halaman: 2) 

 

Mengulik lebih dalam tentang basmalah, bahwa para ahli sufi menjelaskan tentang keistimewaan lain dalam bismillah. Kalimat tersebut menyimpan beberapa makna mendalam, misalnya: Allah menyimpan segala rahasia alam ini di dalam huruf ba’, dalam artian sebab Aku (Allah) – lah sesuatu itu ada dan sebab Aku-lah sesuatu itu akan ada. Maka wujud alam ini karena Aku. Tidak ada yang secara hakikat wujud, kecuali dengan sebab-Ku. Hal inilah makna dari perkataan para sufi:


ما نظرت في شيء إلا رأيت الله فيه او قبله

 

Artinya: Aku tidak melihat di dalam sesuatu kecuali aku melihat Allah di dalamnya atau sebelumnya. 

 

Setiap benda yang wujud tidak lepas dari kekuasaan, karena Allah Maha Kuasa atas segala seuatu. Jika Dia berkehendak, maka akan terjadi, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat Yasin ayat 82-83;


اِنَّمَاۤ اَمْرُهٗۤ اِذَاۤ اَرَا دَ شَیْئًـا اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ. فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَـكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

 

Artinya: Sesungguhnya urusannya, apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, jadilah!. Maka jadilah sesuatu itu. Maha suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.

 

Anjuran seperti ini terkadang diabaikan oleh umat Islam karena terkesan sepele, padahal hal tersebut sangat istimewa. Nabi Muhammad dulu ketika mengirim surat kepada raja Romawi, yaitu Heraclius, juga membukanya dengan bismillahirrahmanirrahim. (lihat Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Bairut, Dar Ibn al-Kathir,  2002, halaman: 10-11). 

 

Hal itu menunjukkan bahwa betapa pentingnya membaca basmalah sebelum melakukan sesuatu. Basmalah sebenarnya juga mengingatkan manusia kepada penyebab wujudnya, seperti yang telah dijelaskan oleh para sufi di atas. 

 

Semoga kita terus dalam lindungan Allah untuk senantiasa menyebut-Nya di dalam segala waktu.

 

Penulis adalah Alumnus Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, dan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)